HUMAS UIN MALANG-Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (FST UIN Malang) akan menyelenggarakan International Conference of Green Technology (ICGT) ke-14 pada 1 – 2 Oktober 2024 di Hotel Atria Malang, Jawa Timur secara Hybrid. Hal ini memungkinkan peserta untuk hadir baik secara langsung maupun secara daring. ICGT ke-14 ini mengusung tema Emerging Green Technology: A Path Towards Resilient and Sustainable Built Environment, yang memberikan kesempatan kepada siapa saja dari berbagai kalangan, khususnya bidang sains dan arsitektur, dengan menawarkan untuk mempublikasikan Conference Proceedings by IOP Conference Series: Earth and Environmental Science indexed by Scopus. Dekan FST UIN Malang, Sri Harini mengatakan ICGT ke-14 dapat menjadi wadah untuk memfasilitasi penerbitan jurnal berskala internasional. “ICGT ke-14 adalah forum yang sangat penting untuk mempertemukan akademisi, peneliti, mahasiswa, dan profesional dalam bidang sains dan arsitektur di tingkat internasional,” tuturnya. Berikut jadwal ICGT ke-14 FST UIN Malang Tahun 2024. (sbr) 1 Extended Abstract Submission Deadline 20 September 2024 2 Extended Abstract Notification 25 September 2024 3 Early Bird Registration 1 September 2024 4 Late Registration 28 September 2024 5 Presentation Material Submission 25-28 September 2024 6 Conference Dates 1-2 Oktober 2024 7 Full Paper Submission Deadline 16 Oktober 2024 8 Full Paper Review 16 Oktober 2024 - 16 November 2024 9 LoA Proceeding ISSN & Journal 15 November 2024 10 Submission Acknowledgment for IOP Proceeding and Payment 15-21 November 2024
HUMAS UIN MALANG– Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Prof. Dr. HM. Zainuddin, MA, mengajak seluruh tenaga pendidik dan tenaga kependidikan untuk turut serta memeriahkan peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-63 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Dalam kesempatan ini, tema yang diusung adalah “Penguatan Jati Diri Ulul Albab Sivitas Akademika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang”, yang menekankan pentingnya pengembangan karakter berbasis intelektual dan spiritual dalam lingkup akademis. Ketua pelaksana Harlah, Prof. Dr. Misbahul Munir, menjelaskan bahwa acara pembukaan besar-besaran atau kick off Harlah ini akan digelar pada Jumat, 20 September 2024. Bertempat di Aula Lantai 5 Gedung Dr. (HC) Ir. H. Soekarno, acara ini akan dimulai dengan rangkaian kegiatan religius, termasuk Khotmil Qur’an, pembacaan tahlil, serta sholawat, yang akan diikuti oleh seluruh sivitas akademika. Dalam surat edarannya, Rektor Zainuddin mengimbau seluruh dosen dan tenaga kependidikan untuk mengenakan baju koko putih bagi pria dan gamis putih bagi wanita sebagai bentuk kekompakan dan penghormatan terhadap nilai-nilai keislaman yang menjadi dasar acara tersebut. Acara ini tidak hanya akan menjadi momen memperingati Harlah, tetapi juga Maulid Nabi Muhammad SAW serta Haul Syekh Maulana Malik Ibrahim Gresik yang ke-624. "Kegiatan ini diharapkan menjadi momentum untuk memperkuat identitas Ulul Albab, yaitu pribadi yang berilmu, berakhlak, dan beriman, serta mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat," tutur Zainuddin. Semangat religius dan kebersamaan dipastikan akan mewarnai seluruh rangkaian kegiatan Harlah ini, sekaligus menjadi refleksi bagi seluruh sivitas akademika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dalam mengokohkan jati diri Ulul Albab di tengah tantangan zaman. Selamat Harlah ke-63, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang!
HUMAS UIN MALANG– Dalam rangka menyemarakkan Pekan Kunjung Perpustakaan, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang berkolaborasi dengan penerbit UIN Maliki Press menggelar Book Fair yang berlangsung mulai 9 hingga 23 September 2024. Pameran buku yang digelar di teras pintu masuk Perpustakaan Pusat ini menjadi momen spesial bagi para pencinta buku, terutama mahasiswa UIN Malang. Kamis, 19 September 2024.
Hamim, salah satu staf dari UIN Maliki Press, menjelaskan bahwa pameran ini menyuguhkan lebih dari 1.400 judul buku dari berbagai kategori. “Kami menyediakan buku ajar, ilmu kesehatan, sains, hingga buku anak-anak. Dan yang menarik, ada buku kategori anak yang bisa dibeli dengan harga hanya Rp10.000 per eksemplar,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, UIN Maliki Press juga memberikan diskon besar-besaran hingga 30%. Bahkan, bagi mahasiswa yang ingin berhemat, tersedia penawaran menarik berupa kantong belanja penuh buku dengan harga hanya Rp.65.000. "Ini adalah bagian dari upaya kami untuk mendukung minat baca mahasiswa," tambah Hamim.
Book Fair ini dibuka setiap hari dari pukul 08.00 hingga 16.00 WIB, memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk datang langsung dan memilih buku yang mereka suka. Namun, Hamim juga menyoroti tantangan di era digital saat ini, di mana minat beli buku cetak di kalangan mahasiswa mengalami penurunan. "Banyak dari mereka kini lebih memilih mencari literasi dari jurnal online atau e-book gratis yang tersedia di internet," jelasnya.
Meski demikian, pameran ini diharapkan tetap dapat menarik minat mahasiswa dan masyarakat umum untuk kembali menjelajahi kekayaan literasi melalui buku-buku cetak yang ditawarkan dengan harga terjangkau. Jadi, jangan lewatkan kesempatan berburu buku favorit di Book Fair UIN Maliki!
HUMAS UIN MALANG, (18/9) – Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang kembali menunjukkan komitmennya untuk menjadi kampus yang ramah lingkungan. Pada Rabu (18/9), di Gedung Rektorat lantai 5, UIN Maliki Malang menyelenggarakan pertemuan ketiga dengan Asesor UI GreenMetric untuk membahas lebih lanjut langkah-langkah menuju kampus hijau. Acara ini dihadiri oleh para pimpinan universitas, tim Panitia Ad Hoc (PAC), dan Asesor UI GreenMetric.
Pertemuan ini merupakan kelanjutan dari upaya UIN Maliki Malang dalam mengintegrasikan nilai-nilai Islam terkait pelestarian lingkungan ke dalam pengelolaan kampus. Rektor UIN Maliki Malang, Prof. Dr. H. M. Zainuddin, MA, dalam sambutannya menyatakan bahwa konsep green campus sejalan dengan nilai-nilai Islam yang menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dengan Tuhan, manusia, dan lingkungan.
"Program green campus atau UI GreenMetric sebenarnya sudah menjadi bagian dari jiwa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, karena doktrin Islam adalah upaya menjaga lingkungan," ujar Prof. Zainuddin. Ia juga menekankan bahwa alam semesta adalah titipan Tuhan, sehingga menjaga kelestariannya menjadi tanggung jawab bersama. "Doktrin atau norma ini harus kita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk memelihara lingkungan kampus yang bersih, indah, nyaman, dan aman."
Lebih lanjut, Prof. Zainuddin menekankan bahwa UIN Maliki Malang bertekad untuk mengembangkan kampus menjadi lebih hijau dan asri, mengusung konsep green campus dan smart campus. "Kami ingin kampus ini tidak hanya menjadi pusat pendidikan, tetapi juga destinasi wisata dan olahraga," tambahnya.
Dalam acara tersebut, UIN Maliki Malang menerima sertifikat UI GreenMetric dan menyerahkan cinderamata kepada Asesor UI GreenMetric sebagai simbol kerja sama dan komitmen bersama dalam mewujudkan kampus hijau. Selain itu, dilakukan pula penandatanganan komitmen Green Campus bersama para pimpinan UIN Maliki Malang.
Dr. Nyoman Suwartha, S.T., M.T., M.Agr., salah satu asesor UI GreenMetric, memberikan apresiasi atas potensi UIN Malang sebagai kampus hijau. "Kami melihat potensi UIN Malang sangat besar dengan luas kampus yang dimiliki," ujar Dr. Nyoman. Pada pagi hari sebelum pertemuan, tim asesor juga telah mengunjungi Kampus 3 untuk melihat langsung implementasi program green campus di lapangan.
Sementara itu, Prof. Dr.-Ing. Ir. Dwita Sutjiningsih, Dipl. HE, memberikan beberapa rekomendasi untuk meningkatkan efektivitas program green campus di UIN Maliki Malang. Ia menyoroti perlunya peran tim PAC yang lebih terstruktur hingga ke level fakultas, dosen, mahasiswa, dan staf tenaga kependidikan. "Saat ini, tim PAC berada pada level universitas, sehingga sulit mengumpulkan data dan informasi secara menyeluruh. Diperlukan penyelarasan dari level universitas hingga fakultas dan seluruh civitas akademika," ungkap Prof. Dwita.
Acara ini diharapkan menjadi momentum bagi UIN Maliki Malang untuk terus meningkatkan upaya dalam mewujudkan kampus hijau yang berkelanjutan. Dengan komitmen bersama, dukungan seluruh pimpinan, dosen, mahasiswa, dan staf, UIN Maliki Malang optimis dapat menjadi contoh bagi kampus-kampus lain dalam implementasi program green campus.
Penyerahan sertifikat dan cinderamata, serta penandatanganan komitmen bersama ini, menjadi langkah nyata UIN Maliki Malang dalam mengintegrasikan konsep green campus dan smart campus, yang tidak hanya menjadikan kampus sebagai pusat pendidikan, tetapi juga destinasi wisata dan olahraga yang ramah lingkungan.
HUMAS UIN MALANG – Pekan Kunjungan Perpustakaan kali ini di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang terasa semakin istimewa. Bersama BI Corner, kampus ini mengadakan pelatihan jurnalistik yang menyasar seluruh sivitas akademika UIN Maliki Malang. Dalam kegiatan yang digelar Rabu, 18 September 2024, hadir sebagai pemateri Kholid Amrullah, seorang wartawan Jawa Pos sekaligus alumni UIN Maliki Malang. Rabu, 18 September 2024.
Kholid memaparkan pentingnya belajar jurnalistik sebagai fondasi untuk menulis dengan baik. "Jurnalistik mengajarkan kita untuk selalu berpikir kritis dan peka terhadap hal-hal yang menarik perhatian banyak orang," ujarnya. Lebih lanjut, ia menekankan bahwa seorang wartawan harus mampu menyampaikan informasi dengan cara yang sederhana dan mudah dipahami oleh pembaca.
Menurut Kholid, menulis berita tidak hanya soal merangkai kata, tetapi juga tentang kemampuan memilah informasi penting untuk dijadikan *lead* berita. "Sebelum menulis, kita harus menentukan apa yang paling penting untuk disampaikan di paragraf pertama. Itulah yang membuat sebuah berita menjadi menarik dan informatif," ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa belajar jurnalistik bukan hanya akan meningkatkan kepekaan, tetapi juga sangat bermanfaat bagi mahasiswa, terutama dalam menyusun skripsi. "Kepekaan dalam jurnalistik akan membantu mahasiswa untuk lebih kritis dan terstruktur dalam berpikir," katanya.
Selain itu, Kholid juga menekankan bahwa menjadi seorang jurnalis membutuhkan kerendahan hati dan keberanian untuk terus belajar. "Menjadi jurnalis itu tidak boleh gengsi dalam melakukan sesuatu. Orang yang bisa menulis akan selalu berada di posisi yang berbeda dan memiliki nilai lebih di mata banyak orang," tambahnya.
Pelatihan ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat baru bagi para peserta untuk mengeksplorasi dunia jurnalistik yang penuh tantangan namun sangat bermanfaat, baik dalam dunia akademik maupun karier di masa depan.
HUMAS UIN MALANG - Focus Group Discussion (FGD) yang digelar oleh forum Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Perguruan Tinggi Negeri (PTN) se-Jawa Timur menghadirkan 12 perwakilan PTN dengan fokus utama pada kolaborasi riset, baik dengan perguruan tinggi dalam maupun luar negeri. Rabu, 18 September 2024.
Evi Eliyanah, Ph.D., M.A., salah satu narasumber dari Universitas Negeri Malang (UM) menekankan pentingnya memetakan kekuatan dan sumber daya untuk kolaborasi riset internasional. Menurutnya, peluang kerja sama di bidang penelitian, pengabdian kepada masyarakat (PkM), dan publikasi ilmiah sangat terbuka lebar. "Langkah awal yang bisa dilakukan adalah dengan memaksimalkan potensi dosen lulusan luar negeri yang memiliki kemampuan bahasa asing yang baik, serta mahasiswa pascasarjana dengan kemampuan bahasa asing baik lisan maupun tulisan," ungkap Evi.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa jejaring yang dimiliki para dosen juga bisa dimanfaatkan untuk melakukan penelitian kolaboratif. Dalam setiap riset, dosen perlu memaksimalkan potensi yang dimilikinya. Menurut Evi, mahasiswa pascasarjana merupakan elemen penting dalam riset dan menjadi salah satu langkah strategis untuk memperkuat mutu sumber daya manusia (SDM) dalam riset di lingkungan perguruan tinggi.
"Penelitian kolaboratif dengan memanfaatkan potensi mahasiswa pascasarjana tidak hanya akan meningkatkan kualitas riset, tetapi juga membuka jalan untuk penguatan SDM di tingkat internasional," pungkasnya.
Forum FGD ini diharapkan mampu memperkuat sinergi antarperguruan tinggi, sehingga riset yang dihasilkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi perkembangan ilmu pengetahuan, baik di kancah nasional maupun internasional.
UIN MALANG-Forum LPPM PTN Se-Jawa Timur yang diikuti 12 Perguruan Tinggi Negeri membahas peluang-peluang kolaborasi antar PTN yang dimulai tahun 2025. Ketiga narasumber di forum itu, Rabu (18/9), menekankan segala bentuk kerjasama di tiga bidang, yakni penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan publikasi ilmiah. Siapa saja yang bisa diajak kerjasama juga menjadi concern dalam forum yang dilaksanakan di Ijen Suites Resort & Convention, Kota Malang tersebut. Prof. Dr. Like Raskova Octaberlina, M.Ed., sebagai perwakilan narasumber dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang mengingatkan bahwa jangan pilih-pilih saat akan melakukan kerjasama. “Kecenderungan kita, yang juga menjadi tantangan internal, ialah hanya mau bekerjasama dengan yang lebih unggul dari kita,” ujarnya. Kecenderungan yang salah ini akhirnya mengabaikan perguruan tinggi lain yang dianggap tidak lebih baik. Padahal, masih menurut Prof. Like, jika mengikuti filosofi Cina, mereka akan selalu membantu sesama mereka. Agar nantinya, mereka bisa maju bersama. Hal ini harusnya ditiru oleh seluruh elemen masyarakat, termasuk perguruan tinggi. “Jangan memikirkan peringkat saat mempertimbangkan siapa yang mau kita gandeng,” paparnya. Bahkan dengan perguruan tinggi yang secara peringkat di bawah kita pun, kerjasama tetap akan terjalin dengan baik. “Prinsip kerjasama itu bukan ingin maju sendiri, tetapi saling menguatkan dan maju bersama. Hasilnya, kita tak hanya ‘besar’ sendiri, tetapi juga turut membesarkan perguruan tinggi lain,” tegas Guru Besar Bidang Pendidikan Bahasa Inggris tersebut.
Bahasan kerjasama ini juga disinggung oleh Andi Kurniawan, S.Pi., M.Eng., D.Sc. (Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, dan Internasionalisasi Universitas Brawijaya, Malang). Pihaknya menyarankan untuk membentuk inkubator penulisan ilmiah antar PTN di Jawa Timur. Pelaksanaannya memanfaatkan sumber daya yang sudah dimiliki oleh PTN. “Kita minta guru besar atau peneliti senior di perguruan tinggi kita yang ahli di setiap bidang untuk memberikan bimbingan intensif pada calon-calon peneliti atau dosen-dosen muda,” jelasnya. Pemilihan isu sebagai fokus penelitian juga harus dipertimbangkan dengan matang. Jangan sampai setiap universitas memiliki fokus sendiri-sendiri. Sehingga tidak ada tujuan bersama yang dicapai. “Kita tentukan isu bersama agar ada simbiosis mutualisme,” gagas Andi. Mengamini gagasan lainnya, Agus Muhamad Hatta, S.T., M.Si., Ph.D. (Wakil Rektor IV, ITS Surabaya) juga memaparkan beberapa gagasan kerjasama yang dapat dilakukan ke-12 PTN di Jawa Timur. Salah satunya ialah membentuk Sister Lab dan Sister Pusat Halal. Dengan adanya kerjasama dalam bidang yang sama, visi-misi yang ingin dicapai setiap institusi tentu akan tercapai dengan lebih cepat dan efektif. (nd)
HUMAS UIN MALANG – Sebanyak 12 perguruan tinggi negeri (PTN) di Jawa Timur berkumpul di Hotel Ijen Suites, Kota Malang, dalam Forum Group Discussion (FGD) yang digelar oleh LPPM PTN se-Jatim. Acara yang diselenggarakan pada Rabu ini dibuka secara resmi oleh Rektor UIN Malang, Prof. Dr. H.M. Zainuddin, MA. Kehadiran Rektor UIN Malang sebagai pembuka acara menjadi kehormatan tersendiri bagi para peserta yang hadir. Rabu, 18 September 2024.
Salah satu pemateri dalam FGD, Andi Kurniawan, yang merupakan Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Pengembangan Lembaga Universitas Brawijaya (UB), menjelaskan pentingnya penelitian kolaboratif antarperguruan tinggi. Menurutnya, penelitian kolaboratif dapat menjadi pemicu ide-ide segar yang menghasilkan rekomendasi yang bermanfaat. Setidaknya, ada tujuh kolaborasi penelitian dan publikasi yang berbasis pada isu-isu lokal yang menjadi fokus setiap PTN dalam riset mereka.
“Kita perlu mendorong publikasi multidisiplin antar universitas untuk memperkuat kualitas penelitian di setiap perguruan tinggi. Kolaborasi ini bukan hanya penting, tetapi juga sangat membantu dalam mengembangkan riset yang lebih luas dan berdampak,” ujar Andi Kurniawan dalam paparannya.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa kerja sama antar universitas dapat diperkuat melalui proses inkubator penulisan ilmiah bersama, yang nantinya dapat mengangkat isu-isu lokal menjadi topik penelitian yang relevan. "Selain itu, kolaborasi ini juga membutuhkan dukungan pendanaan bersama, yang dapat diakomodasi melalui program khusus untuk riset kolaboratif," paparnya.
Salah satu poin penting lainnya yang dibahas dalam FGD ini adalah pembentukan jaringan peer review antar-PTN di Jawa Timur. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas manuskrip penelitian agar dapat dipublikasikan di jurnal-jurnal bereputasi tinggi. "Selain itu, forum ini juga merekomendasikan penyelenggaraan konferensi ilmiah tahunan yang melibatkan seluruh PTN di Jawa Timur, sebagai ajang pertukaran gagasan dan hasil riset terbaru," tegasnya.
Pada akhir diskusi, para peserta sepakat untuk terus meluncurkan isu-isu baru yang relevan sebagai bahan penelitian kolaboratif, dengan harapan dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan. "Forum LPPM PTN se Jatim ini diharapkan mampu menjadi pemantik ide-ide cerdas yang bermanfaat bagi dunia akademis dan masyarakat luas," harapnya.
Dengan semangat kolaborasi yang dibangun dalam FGD ini, perguruan tinggi di Jawa Timur diharapkan dapat terus bersinergi dalam menghasilkan penelitian-penelitian berkualitas yang berdampak luas.
UIN MALANG-Hadir dalam Forum LPPM PTN Se-Jawa Timur di Ijen Suites Resort & Convention, Kota Malang, Prof. Dr. H. M. Zainuddin, MA., Rektor UIN Malang, menyampaikan pentingnya kolaborasi PTN bagi wilayah sekitarnya, Rabu (18/9). Ia meyakini bahwa semua kolaborasi akan berimbas positif pada perkembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Forum ini merupakan follow-up dari paguyuban pimpinan PTN Se-Jawa Timur yang dilaksanakan di UPN Veteran, Surabaya. Prof. Zain memaparkan, kontribusi perguruan tinggi di tengah masyarakat sangat krusial. Adanya campur tangan perguruan tinggi dalam pembangunan masyarakat, akan turut memajukan indeks kesejahteraan Indonesia. Salah satu kolaborasi yang sering dilakukan perguruan tinggi ialah pelaksanaan KKM di desa-desa di seluruh wilayah Jawa Timur. “Membangun desa tidak hanya dalam segi fisik, tapi juga non-fisik,” tegas Prof. Zain. Pembangunan fisik, lanjut rektor UIN Malang, biasanya dinilai dari penataan desa, gapura, dan fasilitas-fasilitas lainnya. “Pembangunan non-fisik sering diabaikan,” imbuhnya. Apa saja bidang non-fisik yang perlu diperhatikan? Menurut Prof. Zain ada beberapa hal, “Menciptakan kondisi desa yang aman, rukun antar umat beragama, rendahnya tingkat kemiskinan ekstrem, serta tidak ada yang drop out dari sekolah.” Maka dari itu, fokus KKM yang sering digaungkan PTN di Jawa Timur setidaknya ada tiga bidang, yaitu Pendidikan, Ekonomi, dan Kesehatan. Prof. Zain berharap, forum sehari ini dapat melahirkan gagasan yang baru dan inovatif untuk masyarakat, terutama mereka yang di level menengah ke bawah. “Tentu saja pembangunan yang ingin kita lakukan harus diawali dengan penelitian. Kemudian ditindaklanjuti dengan pengabdian kepada masyarakat agar lebih banyak lagi isu-isu kemasyarakatan yang dapat ditemukan,” jelasnya. Hasil riset dan pengabdian tersebut lah yang nantinya akan menjadi bahan ajar riil di kelas-kelas di perguruan tinggi. (nd)