UIN MALANG-Pemikiran Prof. Dr. Rifa Hidayah, M.Si. tentang pola pengasuhan anak disampaikan saat ia dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Psikologi di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Selasa (7/3). Orasi akademiknya dalam perhelatan akbar di Aula Gedung Rektorat lt.5 tersebut diberi judul "Penguatan Pengasuhan, Iklim Sekolah, dan Kecerdasan Sosial dalam Mendukung Kemandirian Belajar Anak". Ia menyatakan, tidak cukup satu faktor saja untuk mendidik anak menjadi pembelajar mandiri. Ada hal yang disebut microsystem, artinya beberapa faktor yang berpadu untuk merealisasikan anak untuk belajar mandiri. Dari internal, papar Prof. Rifa, ada pola pengasuhan dalam keluarga yang disebutnya sebagai lingkungan krusial dalam pendidikan anak. Sebagai guru pertama bagi anak, orang tua memiliki pengaruh yang sangat besar. Segala tindak dan tutur kata orang tua merupakan bagian dari pengajaran dan pengasuhan anak di lingkungan rumah. Ia menyarankan pola parenting yang tepat diterapkan, yakni pola asuh otoritatif. “Pola asuh ini mengutamakan nilai demokratif dalam keluarga. Pola ini juga memungkinkan orang tua untuk menunjukkan kasih sayang agar tercipta keluarga yang harmonis,” jelas wanita yang berulang tahun setiap tanggal 28 November ini. Pola asuh otoritatif akan berhasil jika diterapkan pada situasi dan kondisi yang tepat.
Faktor penentu kedua, lanjut Prof. Rifa, ialah iklim sekolah yang positif. Sebagai instansi resmi yang diamanahkan untuk mendidik generasi bangsa, sekolah menjadi faktor yang sangat signifikan untuk keberhasilan pendidikan anak. Berbicara tentang iklim sekolah yang positif, tidak melulu berbicara tentang hubungan guru dan siswa. “Relasi positif semua unsur sekolah akan memaksimalkan pendidikan dan menjadikan anak untuk belajar mandiri,” imbuhnya. Unsur sekolah yang dimaksud guru besar pertama di Fakultas Psikologi UIN Malang ini ialah guru, staf, siswa, juga orang tua/wali siswa. Jika seluruh unsur berusaha maksimal membangun relasi yang positif, maka imbasnya tentu pada keberhasilan pendidikan anak. Faktor terakhir menurut hasil riset yang dilakukan Prof. Dr. Rifa Hidayah, M.Si. ialah kecerdasan sosial. Faktor ini melihat bagaimana seorang anak berhubungan dengan lingkungannya. Termasuk juga berinteraksi dengan orang-orang di sekitar anak serta memahami lingkungan secara optimal. Menurut observasinya, banyak sekali orang tua yang mengabaikan faktor ini dengan alasan, anak akan belajar bersosial dengan sendirinya. “Padahal, kecerdasan sosial tidak otomatis diturunkan dari genetik. Orang tua memiliki keharusan untuk melatih anak agar tertanam kecerdasan sosial ini,” tutur profesor yang meraih gelar master dan doktornya dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta tersebut.
Prof. Dr. Rifa Hidayah, M.Si. menerima Surat Keputusan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi tertanggal 1 November 2022 tentang Kenaikan Jabatan Fungsional Akademik sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Psikologi. SK menteri yang diterima sekaligus meresmikannya sebagai profesor ke-41 di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Wanita asli Ponorogo ini dikukuhkan menjadi profesor dengan angka kredit sebanyak 1.094. Angka tersebut merupakan akumulasi dari kiprahnya yang tak hanya aktif sebagai tenaga pengajar atau dosen di Fakultas Psikologi, namun juga keaktifannya sebagai peneliti dan sumbangsih pemikirannya di berbagai lembaga atau instansi dalam dan luar UIN Malang. (nd)
HUMAS-Memasuki bulan ketiga di 2023, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang mengumumkan dan mengukuhkan satu guru besar dari Fakultas Psikologi, Prof. Dr. Rifa Hidayah, M.Si. Perhelatan akademis tersebut seperti biasa dilaksanakan di Aula Gedung Rektorat lt. 5, Selasa (7/3). Pengukuhan Prof. Rifa tentunya memperkuat Fakultas Psikologi yang sedang dipimpinnya itu sebagai salah satu jujugan studi yang kredibel dan unggul. Kegiatan pengukuhan digawangi langsung oleh Wakil Dekan Bidang AUPK Fakultas Psikologi Dr. Achmad Khudori Soleh dan diawasi oleh Kabiro AAKK Dr. Barnoto. Seluruh rekan sejawat, undangan kolega, dan juga keluarga besar Prof. Rifa hadir di momen pengukuhan gelar akademik tertinggi itu. Prof. Rifa meraih guru besarnya di Bidang Ilmu Psikologi. Wanita kelahiran 1976 silam tersebut saat ini tercatat sebagai Dekan Fakultas Psikologi. Pemikirannya telah tertuang dalam beberapa karya tulis di jurnal ilmiah bereputasi internasional yang mengantarnya menjadi salah satu jajaran guru besar di kampus berlogo ulul albab ini. Prof. Rifa juga menerbitkan beberapa buku yang tentunya sarat dengan Ilmu Psikologi, seperti Psikologi Perkembangan Anak. Tak hanya itu, ia bersama rekan dosen di luar UIN Malang juga menerbitkan buku Resolusi Konflik dalam Perspektif Psikologis Konseling Qurani pada 2021 lalu. Bersama dengan pengukuhan ini, UIN Malang berharap agar dosen-dosen senior di Fakultas Psikologi segera mendapatkan persetujuan dari kementerian terkait untuk menjadi guru besar yang tentunya akan menaikkan impact kampus sebagai tempat menimba ilmu yang terpercaya. Prof. Dr. Rifa Hidayah, M.Si. menerima Surat Keputusan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi tertanggal 1 November 2022 tentang Kenaikan Jabatan Fungsional Akademik sebagai Guru Besar Bidang Psikologi. Wanita asli Ponorogo ini dikukuhkan menjadi profesor dengan akumulasi angka kredit sebanyak 1.094. Angka ini tentunya menunjukkan kiprahnya yang tak hanya aktif sebagai tenaga pengajar, namun juga sebagai peneliti dan sumbangsih pemikirannya di berbagai lembaga. (nd)
UIN MALANG-Memasuki hari kedua pertemuan, perwakilan dari sembilan PTKIN ex-IAIN Sunan Ampel masih mematangkan persiapan KKN Kolaborasi Nusantara Persemakmuran IAIN Sunan Ampel di Ruang Meeting Hotel Swiss-Belinn, Malang, Kamis (2/3). Setelah pembukaan di hari sebelumnya, perwakilan yang terdiri dari Kepala LP2M dan Ketua Pusat Studi Pengabdian Masyarakat itu fokus pada penyusunan pedoman dan persiapan pelaksanaan KKN yang dimulai Juli hingga Agustus mendatang. Mengawali sesi pagi, Dr. Syaiful Mustofa menyampaikan bahwa tema KKN Kolaborasi Nusantara tahun 2023 adalah "Membangun Desa Berkelanjutan Berbasis Penguatan Moderasi Beragama dan Potensi Lokal". Hal ini sesuai dengan amanah Kementerian Agama agar moderasi beragama disebarkan ke seluruh penjuru Indonesia untuk mengurangi radikalisme.
Pada kesempatan tersebut, seluruh perwakilan bekerjasama dalam pengeditan buku pedoman yang ada. Hal ini dianggap urgen agar pelaksanaan KKN yang diikuti mahasiswa dari berbagai kampus tersebut dapat berjalan baik dan lancar sesuai petunjuk. "Tentunya, tujuan pelaksanaan KKN pun akan tercapai sesuai ketetapan," jelas Ketua Pusat Studi Pengabdian Masyarakat UIN Maulana Malik Ibrahim Malang tersebut.
Di tengah diskusi, Dr. Muhammad Muntahibun Nafis dari UIN SATU Tulungagung menyatakan persetujuannya atas tema Moderasi Beragama yang ditetapkan. "Namun, jadikan itu sebagai ruh KKN. Jangan sampai, karena kita hanya fokus di situ, sehingga mengabaikan potensi lain yang bisa dikembangkan saat pelaksanaan KKN Nusantara Persemakmuran ini," jelasnya. Ia melanjutkan, banyak sekali potensi di masyarakat yang sayang sekali jika dilewatkan. Ia menekankan, inilah tugas utama kesembilan Persemakmuran IAIN Sunan Ampel, yakni menemukan, mengembangkan, serta memberdayakan potensi masyarakat.
Nafis melanjutkan, Petunjuk Teknis (juknis) pelaksanaan KKN Nusantara Persemakmuran IAIN Sunan Ampel harus disusun dengan maksimal agar dapat berlaku secara umum. "Artinya, juknis ini tidak hanya relevan untuk satu kampus saja, namun juga berlaku untuk kesembilan instansi yang tergabung dalam Persemakmuran IAIN Sunan Ampel," tambahnya.
Tahun ini, giliran UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang menjadi host KKN Nusantara Persemakmuran IAIN Sunan Ampel setelah tahun sebelumnya bertempat di UIN SATU Tulungagung. Kesembilan Ex-IAIN Sunan Ampel yang berpartisipasi dalam KKN Nusantara Persemakmuran ini adalah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, UIN Mataram, UINSI Samarinda, IAIN Ponorogo, UIN Sunan Ampel Surabaya, UIN KHAS Jember, IAIN Kediri, IAIN Madura, dan UIN SATU Tulungagung. (nd)
UIN MALANG-Sembilan perwakilan Ketua LP2M dan Kepala Pusat Studi Pengabdian Masyarakat dari instansi ex-IAIN Sunan Ampel memenuhi undangan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Pasalnya, tahun ini, kampus berlogo Ulul Albab ini akan menjadi host dari KKN Nusantara Persemakmuran Ex-IAIN Sunan Ampel. Artinya, para mahasiswa dari kesembilan kampus akan datang dan melakukan pengabdian masyarakat di area Malang. Untuk mengawali program tahunan tersebut, seluruh perwakilan mengikuti pembukaan Sarasehan Program Pengabdian KKN Nusantara Persemakmuran Ex-IAIN Sunan Ampel di Ruang Meeting Gedung Rektorat lt. 3, Rabu (1/3).
Mewakili pimpinan kampus, Wakil Rektor Bidang Kerjasama, Dr. Isroqunnajah, M.Ag. hadir untuk menyambut para tamu dalam kunjungan akademis tersebut. Ia menyampaikan, sesuai dengan amanah Bupati Kabupaten Malang, maka program KKN harus fokus pada penyelesaian problem di masyarakat tujuan. Hal ini karena Kabupaten Malang menjadi objek KKN Nusantara Persemakmuran tahun 2023. Tujuan sarasehan hari ini adalah agar ada program dan pedoman yang jelas sebelum hari-H pelaksanaan KKN Nusantara Persemakmuran yang rencananya dilaksanakan pada Juli dan Agustus mendatang. "Mahasiswa hadir di tengah masyarakat untuk mengedukasi, berbagi apa yang sudah dipelajari, sesuai dengan kebutuhan di tempat tujuan," ujar Gus Is.
Sebagai tuan rumah, Kepala LP2M UIN Malang, Prof. Dr. Agus Maimun, M.Pd. menyampaikan pesan langsung dari Drs. Sanusi, Bupati Kabupaten Malang. "Ada dua kegiatan penting yang harus dimasukkan dalam program KKN, yakni Moderasi Beragama serta sosialisasi parenting dan pencegahan stunting," paparnya. Hal ini menyesuaikan dengan isu utama yang terjadi di tengah masyarakat saat ini. Tak hanya mendiskusikan KKN Nusantara, Prof. Agus meminta agar kesembilan PTKIN yang hadir juga membahas pelaksanaan KKN Luar Negeri. "Dari beberapa kunjungan yang saya lakukan, terbukti belum banyak yang melakukan pengabdian hingga mancanegara," imbuhnya.
Menutup sambutannya, Prof. Agus menekankan agar "Maju Bersama" harus menjadi prinsip instansi ex-IAIN Sunan Ampel. Karena, menurutnya, ketika semua kampus berkembang bersama, maka hasilnya akan semakin unggul. "Jika ada program kampus kita yang berhasil, tentu kita wajib berbagi dengan kampus lain agar diikuti dan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat yang lebih luas," pesannya.
Menurut Ahmad Abtokhi, Sekretaris LP2M UIN Malang, KKN Nusantara Persemakmuran telah dilaksanakan keempat kalinya sejak 2018. Di tahun pertama, pengabdian dilaksanakan di Mataram, Propinsi NTB. Pada 2019, tujuan KKN beralih ke Samarinda. "Sedangkan pada 2020 dan 2021, program ini sempat vakum karena pandemi Covid-19," jelasnya. Baru pada 2022 dilanjutkan kembali setelah aturan PSBB mulai dilonggarkan dan KKN ditempatkan di Kabupaten Tulungagung. Ia berharap, sebagai host tahun 2023, UIN Malang dapat memanfaatkan kegiatan ini secara maksimal. Kesembilan Ex-IAIN Sunan Ampel yang berpartisipasi dalam KKN Nusantara Persemakmuran ini adalah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, UIN Mataram, UINSI Samarinda, IAIN Ponorogo, UIN Sunan Ampel Surabaya, UIN KHAS Jember, IAIN Kediri, IAIN Madura, dan UIN SATU Tulungagung. (nd)
UIN MALANG-Tak seperti biasanya, para mahasiswa berbagai jurusan tidak duduk manis di kelas untuk mengikuti perkuliahan sesuai jadwal. Mereka justru hadir dalam seminar umum di Aula Gedung Rektorat lt.5 yang diselenggarakan pihak universitas pada minggu kedua semester genap untuk belajar langsung mengenai Kompetensi Mahasiswa dalam Dunia Kerja dari Area Manager PT. Bank Syariah Indonesia, Malang, Anang Hery Anshory, Selasa (28/2). Didampingi rektor dan para wakil rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, pemateri utama menjelaskan tantangan-tantangan dunia kerja di masa mendatang di pandang dari segi pendidikan, kebutuhan berbagai sektor, hingga populasi. Memasuki zaman milenial dan global, dunia kerja pun makin berubah. “Baik itu di dalam maupun luar negeri, lapangan kerja sangat dinamis,” tutur Anang. Kualifikasi yang diharapkan penyedia kerja juga semakin tinggi. Karenanya, kebutuhan akan pendidikan tidak menjadi semata-mata ukuran diterimanya seseorang dalam suatu pekerjaan. “Ada continous atau life-long learning yang diharapkan dimiliki oleh pencari kerja,” imbuhnya.
Yang dimaksud pemateri ialah, seseorang harus bisa beradaptasi dengan new technology dan new environment dengan memiliki new skills. “Special skill sudah mahasiswa dapatkan di perkuliahan karena itu berkaitan dengan minat studi,” ujar Anang. Hal ini dibarengi dengan kemampuan terhadap pengoperasian komputer dan juga bahasa asing yang mumpuni. Ia melanjutkan, ada non-technical skills yang juga menjadi penilaian penting para perekrut di perusahaan. Apakah calon pegawai cukup tangkas dalam menyelesaikan pekerjaan? Apakah calon pegawai memiliki pemikiran yang kritis serta inisiatif dalam menyelesaikan setiap masalah? Tentunya, karena bekerja di sebuah perusahaan atau lembaga, calon pegawai harus bisa bekerja dalam tim. “Memiliki kemampuan komunikasi yang efektif juga kreatif akan membuat seseorang bertahan lebih lama,” jelas Anang. Untuk itu, ia harap mahasiswa tidak hanya terpaku pada pembelajaran hard skills yang didapat di ruang kuliah. Ia ingin mahasiswa belajar membangun relasi sejak dini dan mengikuti berbagai kegiatan agar mendapatkan soft skills yang nantinya akan berguna di dunia kerja. (nd)
UIN MALANG-Menjadi yang termuda di antara seluruh Fakultas Kedokteran kampus negeri seluruh Indonesia, tidak menyurutkan niat FKIK (Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang untuk menjadi host acara akbar AFKNI (Asosiasi Fakultas Kedokteran Negeri Indonesia) 2023. Seluruh dosen fakultas terkait berkumpul dalam sesi ilmiah yang diadakan di Hotel Senyum World, Kota Batu selama tiga hari (24-26/2). Sebelum pembukaan acara, para dekan diajak menyambangi kawasan Kampus 3 di kawasan Desa Precet, Kota Batu. Prof. Dr. dr. Yuyun Yueniwati P. W., M.Kes., Sp.Rad(K), Dekan FKIK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menyampaikan pihaknya merasa terhormat karena diamanahi sebagai host Forum Dekan AFKNI 2023. Dengan adanya forum pimpinan semacam ini, ia berharap UIN Malang dapat berkembang dan memberikan banyak kontribusi di dunia kedokteran. Ia juga menyampaikan bahwa bersamaan dengan forum dekan ini, lagu Mars AFKNI akan dirilis. "Penciptanya adalah salah satu dosen FKIK UIN Malang, Yossi Indra Kusuma, S.Ked., M.Med., Ed.," jelas Prof. Yuyun.
Hadir mendukung acara, Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Prof. Dr. H. M. Zainuddin, MA. Ia menuturkan, dengan adanya FKIK, cabang keilmuan di Kampus Ulul Albab semakin lengkap. Pihak kampus berharap, lulusan kedokteran nantinya tidak hanya menjadi dokter yang handal, namun juga yang memiliki spiritualitas mendalam. "Dengan begitu, mereka (para dokter) dapat berkontribusi dalam penyelesaian masalah global, yakni pendidikan, kemiskinan, dan kesehatan," harap Prof. Zain.
Forum Dekan AFKNI 2023 dibuka secara resmi oleh Ketua AFKNI Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP dari Universitas Indonesia hadir langsung di Kota Batu. Sebanyak 35 dekan Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia hadir. "Karena 35 dari 39 hadir di forum ini, maka sudah memenuhi syarat untuk memutuskan sesuatu," jelas Prof. Ari. Tahun ini, tema Forum Dekan AFKNI ialah Antisipasi Fakultas Kedokteran Negeri dalam Mempersiapkan Sumber Daya Manusia di Era Transformasi Kesehatan Bidang SDM Kesehatan. (nd)
UIN MALANG-Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) kembali mengadakan Pengajian Rutinan Ketahanan Keluarga. Kajian daring via Zoom minggu ini diberi tema Membina Keluarga Sakinah Berbasis Maqadhid Syariah, Jumat (24/2). Di awal materinya, Prof. Dr. Tutik Hamidah, M.Ag. menyampaikan tentang jodoh yang dapat menjadikan keluarga sakinah. Ia menegaskan bahwa, Allah tidak selalu memberikan apa yang kita inginkan, melainkan apa yang kita butuhkan. Seperti jodoh. Menurut narasumber itu, “Orang yang cocok menurut kita, belum tentu terbaik untuk hidup kita.” Ia melanjutkan, seseorang akan merasa tenang dan mendapatkan sakinah bukan semata-mata karena mendapatkan jodoh. Melainkan, jika seluruh kebutuhannya terpenuhi. Ada beberapa kebutuhan manusia yang harus dipenuhi, antara lain kebutuhan pokok seperti harta dan makanan. Sesuai dengan temanya, Prof. Tutik menyebutkan maqashid syariah yang masuk kategori daruriyyat yang harus dipenuhi agar hidup tentram. Mereka adalah, hifz nafs, hifz ‘aql, hifz mal, hifz nasl. Keempat hal ini harus dipenuhi secara wajar. Jika berlebihan maka tidak akan membawa manfaat dalam hidup manusia. “Maka perlu adanya hifz din untuk menyeimbangkan keempat hal itu,” jelas Guru Besar Bidang Ilmu Ushul Fiqih tersebut. Terkait hifz 'aql, Prof. Tutik mengaitkan dengan kewajiban mencari ilmu. Dengan belajar sesuai bidang yang diminati, manusia mendapatkan dua hal, yaitu ilmu dan pahala karena mencari ilmu dinilai ibadah di hadapan Allah SWT. “Kita tahu janji Allah bahwa Ia akan mengangkat derajat kita jika kita mau mencari ilmu,” imbuhnya. Di akhir materi, Prof. Tutik menjelaskan prinsip-prinsip sakinah, mawaddah, wa rahmah berbasis maqashid. Salah satu prinsipnya ialah keseteraan. Dengan prinsip ini, tidak ada salah satu pihak mendominasi dalam rumah tangga. Semua menjalankan kewajiban dan haknya secara seimbang. Prinsip lainnya ialah kepemimpinan suami dengan syarat tertentu. Prof. Tutik menjelaskan, ayat Quran yang populer digunakan sebagai aturan mutlak laki-laki sebagai pemimpin tidak dimaknai dengan benar. “Ada lanjutan ayat itu yang sering diabaikan,” ia melanjutkan, “artinya, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi agar laki-laki layak dijadikan pemimpin.” Pusat Studi Gender dan Anak, yang dinakhodai oleh Dr. Istiadah, MA., adalah salah satu Pusat Studi di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang fokus dalam kegiatan bertema gender dan anak. Unit ini hadir secara integratif di kampus untuk mewujudkan pendidikan dan pengajaran yang berperspektif gender. (nd)
UIN MALANG-Dalam satu institusi, sudah sepatutnya segalanya berjalan beriringan. Termasuk dalam institusi Pendidikan, seluruh dosen harus memiliki visi-misi yang sama saat menyampaikan materi ajar. Hal ini menjadi fokus Pusat Studi Islam dan Sains (PSIS) saat menyelenggarakan Pengarahan Rektor dan Sosialisasi Falsafah Ulul Albab, Kamis (16/2) di Aula Pertemuan Gedung Rektorat lt. 5. Sebagai kampus yang concern di bidang integrasi keilmuan, seluruh materi yang diajarkan kepada mahasiswa tentu harus terintegrasi dengan sumber-sumber keislaman, yakni al-Quran dan hadis. Rektor Prof. Dr. H. M. Zainuddin, MA. menyatakan pentingnya pembelajaran keilmuan yang terintegrasi. “Karena semua ilmu asalnya dari ayat qauliyyah dan kauniyyah,” paparnya saat menjelaskan bukunya berjudul Falsafah Pendidikan dan Standar Kompetensi Lulusan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. “Riset-riset mengenai konektivitas dalil-dalil dalam Quran dan hadis juga bersifat urgen,” tambah Prof. Zain.
Untuk itu, praktik kolaborasi studi antardisipliner atau rukun keilmuan harus diadakan. “Bisa saja dosen-dosen dengan bidang ilmu yang berbeda, mengemukakan pendapatnya masing-masing dan dikolaborasikan hingga ada keilmuan baru yang muncul,” jelas Prof. Zain di depan undangan yang terdiri dari seluruh dosen UIN Malang di berbagai fakultas dan jurusan. Rektor juga mengemukakan pentingnya membiasakan diri dengan produk teknologi. Menurutnya, “Perkembangan teknologi yang masif jangan diartikan secara negatif. sebaliknya, kita harus menjadikan teknologi canggih ini sebagai alat untuk memahami ilmu yang bersumber dari al-Quran dan hadis.” Sementara itu, Ketua PSIS, Dr. Begum Fauziyah, M.Farm. menyatakan pihaknya akan terus merutinkan program diseminasi integrasi Islam dan sains dengan dukungan LP2M UIN Malang setiap tahunnya. Buku tentang falsafah Pendidikan yang ditulis rektor, menurutnya harus dijadikan acuan oleh seluruh dosen saat merencanakan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Nomor 1290 Tahun 2022 mengenai Buku Falsafah Pendidikan Ulul Albab: Standar Kompetensi Lulusan dan Pengembangan Kurikulum Berbasis KKNI dan SNPT. Pihak PSIS berharap agar integrasi Islam dan sains senantiasa dapat dipraktikkan oleh para pengajar sehingga nilai-nilainya dapat dipahami dan tumbuh di setiap program studi dan fakultas. (nd)
UIN MALANG-Menjelang dimulainya perkuliahan Semester Genap Tahun Akademik 2022-2023, Program Khusus Perkuliahan Bahasa Inggris (PKPBI) mengadakan workshop khusus bagi staf pengajarnya yang tersebar di semua fakultas. Bertema "Strategi dan Media Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Teknologi Informasi", lebih dari 40 dosen mengikuti sesi akademik yang menghadirkan Dr. Gumawang Jati, MA., dosen Bahasa Inggris senior dari Institut Teknologi Bandung tersebut. Agar materi yang didapatkan lebih banyak, pihak PKPBI merancang pelaksanaan workshop selama setengah hari kerja agar tak hanya materi yang didapat, namun juga praktik bersama narasumber di Ruang Meeting Gedung Rektorat lt. 3.
Sesuai temanya, Gumawang berbagi bahwa era 5.0 merupakan era ketergantungan terhadap gawai/gadget. Pasalnya, objek ajar atau mahasiswa saat ini, lebih menyukai aktivitas yang memungkinkan mereka untuk menggunakan gawainya dimana pun. "Maka kita harus pahami betul bahwa saat ini kita berada di the changing world yang merupakan transisi dari 4.0 menuju 5.0," jelas dosen yang mendapat gelar masternya dari The University of Warwick, Inggris.
Karena ketergantungan mahasiswa dengan gadget, tidak heran jika mereka lebih memilih berinteraksi dengan mesin Artificial Intelligence (AI). AI, menurut penuturan Gumawang, merupakan platform yang dapat melaksanakan apapun, termasuk mengerjakan tugas kuliah. Lalu, apakah hanya mahasiswa saja yang bisa memanfaatkan produk-produk AI?
Dosen, lanjut Gumawang, juga dapat memanfaatkan produk AI untuk mempersiapkan materi ajar. "Persiapan mengajar bisa memakan waktu, ada yang menghabiskan waktu seminggu ataupun sehari. Maka produk AI yang cocok bagi pengajar, bisa dicoba," ujarnya. Selanjutnya, di sesi yang sama, Gumawang memperkenalkan beberapa situs online yang dapat digunakan dalam kelas. Ia menuturkan, "Biasanya saat kita minta mahasiswa menjawab pertanyaan, mereka lebih memilih diam. Dengan aplikasi online ini, biasanya mereka bisa diajak berinteraksi aktif di sesi brainstorming."
Seperti yang dideskripsikan di atas, peserta workshop dari PKPBI juga berkesempatan mencoba dan mempraktikkan produk AI yang disarankan Dr. Gumawang Jati. Beberapa aplikasi daring yang dicoba memungkinkan dosen untuk mempersiapkan materi dengan cepat. Namun, Gumawang menyatakan, ada beberapa hal yang perlu diingat saat menggunakan AI untuk membuat materi ajar. Pertama, apakah teks yang akan digunakan sudah sesuai dengan level mahasiswa dan topik yang direncanakan. Kedua, apakah pertanyaan atau latihan yang disarankan AI sesuai dengan materi. "Dosen juga bisa mengubah pertanyaan, tidak harus sesuai dengan yang disarankan AI. Jadikan produk-produk ini sebagai acuan dan bahan belajar kita sebagai dosen," paparnya mengingatkan.
Workshop ini merupakan workshop rutinan yang diadakan oleh PKPBI di bawah naungan Pusat Pengembangan Bahasa. Acara semacam ini diadakan untuk me-refresh para dosen yang bisa jadi suntuk dengan materi dan media yang selama ini digunakan. Saat membuka workshop, Prof. Dr. M. Abdul Hamid menyatakan bahwa pihaknya akan terus mengadakan workshop minimal sekali per semester bagi para dosen. Dengan ini, ia berharap agar para pengajar dapat mengajar lebih efektif dan efisien. (nd)