UIN MALANG-Menjadi kampus yang unggul dan bereputasi internasional menjadi target di roadmap kampus hingga 2025. Berbagai program sudah dilakukan untuk setahap demi setahap mencapai cita-cita besar UIN Maulana Malik Ibrahim Malang itu. Pada Rapat Pimpinan 2023, Rabu (15/3), Dr. Isroqunnajah, M.Ag. (Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Pengembangan Lembaga) mengevaluasi program-program internasionalisasi kampus di bawah naungannya sekaligus program di bawah naungan Dr. Ahmad Fatah Yasin, M.Ag. (Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan) yang berhalangan hadir. Program yang disorot pertama kali ialah adanya mahasiswa berkewarganegaraan asing yang memilih UIN Malang sebagai tujuan studi. Mahasiswa-mahasiswa asing ini tentu saja menjadi salah satu upaya kampus untuk menunjukkan bahwa kampus berlogo Ulul Albab ini bisa menarik animo dari luar Indonesia. Karena menjadi daya tarik kampus, masih kata Gus Is, maka evaluasi pembelajaran mahasiswa WNA ini harus terus dilakukan. Berapa persen kelulusan mereka dibanding jumlah yang teregistrasi secara resmi di database kampus. Jika kurang dari yang diharapkan, maka harus diidentifikasi masalahnya. “Apa kendala mereka selama belajar di UIN Malang? Contoh, jika masalahnya terkait bahasa, maka evaluasi fokus di program BIPA,” jelasnya. Selanjutnya, ia menyinggung promosi Indonesia di kancah internasional. Berdasarkan informasi dari KBRI di Dubai, Indonesia belum pernah mengikuti pameran internasional. Justru negara tetangga lah yang rajin mempromosikan negaranya pada kegiatan-kegiatan skala internasional. “Bisa jadi karena belum ada persiapan yang mumpuni untuk bahan promosi,” imbuh wakil rektor tersebut. Maka, ia menghimbau kepada seluruh dekan di UIN Malang untuk menyeleksi buku-buku ajar karya dosen-dosen. “Jika ada yang dinilai layak untuk dipromosikan di pameran internasional, maka kampus akan siap mendanai proses penerjemahannya ke Bahasa Inggris dan Arab,” tuturnya. Hal ini diharapkan mampu menjadi salah satu kontribusi penting UIN Malang pada Indonesia. (nd)
UIN MALANG-Pentingnya Tri Dharma bagi sebuah perguruan tinggi ditegaskan kembali oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Dr. Umi Sumbulah, M.Ag. pada Rapat Pimpinan 2023 di Aula Gedung Rektorat lt. 5, Rabu (15/3). Meski menurut Ketua Lembaga Penjaminan Mutu, jumlah publikasi karya ilmiah dosen di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang sudah melebihi target, jumlah tersebut masih dibilang kecil jika dibanding jumlah dosen yang mencapai lebih dari 300. Karenanya, ia menyampaikan rencana strategis yang bisa ditindaklanjuti oleh satuan kerja di level manapun agar publikasi dosen meningkat, baik itu berupa artikel di jurnal ilmiah bereputasi, buku ajar fisik, maupun e-book. Permasalahan yang bisa terjadi dan menghambat jumlah publikasi, menurut Prof. Umi ialah tidak semua dosen mampu mengubah dan mengolah hasil riset dan data mentahnya menjadi tulisan ilmiah yang layak terbit. Ia pun menyarankan agar kampus membentuk unit yang memiliki personel yang mumpuni dalam membantu para dosen untuk menerbitkan karya. “Harus ada anggaran untuk mengedukasi calon-calon editor buku, melatih mereka agar tersertifikasi,” jelas Prof. Umi. Ia melanjutkan, hasil dari pelatihan editor tersebut nantinya ditempatkan untuk memfasilitasi dosen-dosen di UIN Malang terutama yang berhubungan dengan penerbitan karya ilmiah. “Editor-editor ini nanti di bawah naungan Publikasi Ilmiah atau malah kita jadikan Unit Publikasi Internasional,” paparnya. Pendampingan yang dapat dilakukan para editor ini juga termasuk fasilitas mengedit, menerjemahkan, proofread, hingga proses akhir publikasi. Tak hanya itu, Wakil Rektor Bidang Akademi juga menyinggung proses pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Selama ini, belum ada unit yang secara khusus menaungi proses pematenan karya dosen dan tendik di UIN Malang. “Saya ingin kita segera membentuk sentra HKI agar prosesnya semakin lancar,” lugas Prof. Umi. (nd)
UIN MALANG-Perubahan visi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menjadi “Terwujudnya pendidikan tinggi Islam unggul bereputasi internasional” tentu juga mengubah seluruh arah kebijakan dan program kampus. Sesuai amanah rektor, seluruh satuan kerja di kampus wajib melakukan program yang sesuai dengan visi tersebut. Pada Rapat Pimpinan 2023 di Aula Gedung Rektorat lt. 5, semua pimpinan melaporkan hasil kinerjanya termasuk apakah capaian kinerja sudah sesuai target. Mengawali laporan kinerja, Dr. Helmy Saifuddin, Kepala Lembaga Penjaminan Mutu UIN Malang memaparkan pantauan timnya terkait program kerja di kampus. Ia memfokuskan pada kesiapan Kampus Ulul Albab untuk mencapai cita-citanya menjadi lembaga pendidikan bertaraf internasional. Ia menyampaikan, secara keseluruhan, persentase keselarasan perencanaan program dan anggaran sesuai rencana strategis UIN Malang sudah mencapai target. “Bahkan ini melampaui target yang direncanakan 85%, karena capaian kita 92%,” jelas Helmy. Artinya, program-program selama ini yang disusun kampus, sudah sesuai dengan rencana. Persentase yang melampaui target ini juga menunjukkan semangat sivitas akademik untuk menghidupkan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Lalu, apakah kampus siap menuju nilai unggul bereputasi internasional sesuai yang diharapkan? Menurut catatan LPM yang dihimpun melalui aplikasi daring e-smart kampus, sudah banyak aspek kinerja yang membuat UIN Malang siap melakukan asesmen skala internasional. Namun, ada pula beberapa hal yang masih harus dibenahi untuk memantapkan dan meningkatkan nilai kampus. Beberapa target yang telah dicapai kampus ialah yang terkait dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Untuk mendapat poin maksimal, seluruh staf pengajar harus memiliki sertifikasi pendidik bertaraf internasional. Hal ini bisa dilakukan dengan mengikuti short course ke luar negeri ataupun mengikuti program daring. “Target kita setidaknya 30 dosen, namun ternyata ada 34 dosen yang sudah mengantongi sertifikasi pendidik bertaraf internasional,” jelas Helmy. Tak hanya itu, berkat program pendampingan penulisan hasil penelitian, dosen-dosen di UIN Malang sudah banyak yang mempublikasikan karya ilmiahnya di jurnal-jurnal bereputasi internasional, seperti Scopus. “20% sudah tercapai dari hanya 10% yang kita target,” imbuhnya. Untuk mempertahankan prestasi ini, pihak kampus berharap setiap fakultas wajib memiliki 7 artikel di jurnal terindeks Scopus setiap tahunnya. (nd)
UIN MALANG-Menjadi orang nomor satu di kampus, Prof. Dr. H. M. Zainuddin, MA. memiliki beban dan tanggung jawab yang besar. Tugas utamanya ialah memastikan kampusnya berjalan sesuai fungsinya sebagai tempat tujuan belajar dan mencetak generasi bangsa yang mumpuni di bidangnya. Tentu saja, hal ini tidak bisa ia tanggung sendiri. Butuh kerjasama di setiap satuan kerja di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang untuk mencapai visi kampus “Terwujudnya pendidikan tinggi Islam unggul bereputasi internasional”. Karena itu, saat membuka Rapat Pimpinan 2023 di Aula Gedung Rektorat lt. 5, rektor mengingatkan seluruh pimpinan untuk bahu-membahu memperbaiki kualitas kampus, Rabu (15/3). Rektor melanjutkan, pimpinan di UIN Malang harus menjadikan kampus berlogo Ulul Albab ini sebagai fokus utama. Artinya, ia tidak ingin ada pimpinan yang membagi fokusnya di instansi lain. “Fokus memperbaiki kampus sendiri terlebih dahulu, bukan malah membimbing lainnya,” imbuh Prof. Zain. Dengan memiliki fokus yang jelas, para pimpinan akan berkontribusi lebih banyak untuk pencapaian cita-cita besar kampus menjadi lembaga pendidikan bereputasi internasional. Ada 4 (empat) rancangan besar, kata rektor, yang ingin dicapai UIN Maulana Malik Ibrahim Malang hingga 2024 mendatang. Hal pertama, pastinya ialah menjadi lembaga pendidikan yang memiliki akreditasi unggul. Selanjutnya, kampus ingin mencapai rekognisi dan reputasi internasional. Mengikuti zaman dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, UIN Malang juga merancang diri untuk bertransformasi digital. Rancangan terakhir ialah mempersiapkan diri menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH). Karena itu, tambah Prof. Zain, di tahun 2023 ini, setidaknya ada beberapa target UIN Malang agar jalan menuju PTNBH semakin mulus, utamanya pada kualitas program studi (prodi) dan dosen. Sebanyak 60% program studi harus terakreditasi unggul. Dengan begitu, target untuk terakreditasi internasional pun makin meningkat. “Kampus juga akan terus melakukan bimbingan untuk semua dosen untuk meningkatkan publikasi karya ilmiah hasil risetnya,” tegas Prof. Zain. Ia kembali mengingatkan peserta Rapim 2023, bahwa semua kegiatan di satuan unit kerja wajib mengacu pada pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) berdasar SK Rektor Nomor 754 tahun 2023 tentang Perubahan Pertama Keputusan Rektor Nomor 1437 Tahun 2021 tentang Indikator Kinerja UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Tahun 2023-2025. Rapat Pimpinan 2023 diikuti oleh 160 peserta yang terdiri dari jajaran pimpinan di setiap satuan kerja, dari level universitas, lembaga, pusat studi, fakultas, hingga jurusan. Sebagai tindak lanjut dari Rapim 2023 yang dilaksanakan dua hari ini, akan ada rapat kerja di setiap subsaker mulai 20 Maret hingga 5 Mei. Setelah itu, di pertengahan Mei mendatang, hasil dari rapat kerja subsaker tersebut akan dibahas dalam rapat universitas. (nd)
UIN MALANG-Di hadapan seluruh pimpinan dari seluruh satuan kerja di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Ketua Biro (Karo) Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan (AUPK) Dr. Ahmad Hidayatullah, M.Pd. menyampaikan laporan panitia untuk mengawali Rapat Pimpinan (Rapim) 2023. Diamanahi sebagai ketua panitia, Karo AUPK mengingatkan urgensi acara yang diselenggarakan selama dua hari (15-16/3) di Aula Gedung Rektorat lt. 5 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang ini. Sesuai dengan tema yang ditetapkan panitia, yakni Penguatan Program Strategis menuju Tercapainya Kinerja Unggul Bereputasi Internasional, ia ingin agar Rapim menghasilkan rancangan strategis yang merefleksikan tema tersebut. “Tema ini merupakan cita-cita perjuangan kita untuk kampus ini, menjadi lembaga pendidikan yang bereputasi internasional,” jelasnya. Untuk itu, ia berharap, ke depannya, UIN Malang dapat lebih dewasa lagi dalam hal tata kelola kelembagaan.
Rapim selama dua hari ini diharapkan dapat berjalan efektif dan efisien. Artinya, setiap waktu yang dihabiskan para pimpinan di tempat acara itu produktif. “Seluruh bahasan pimpinan harus berproyeksi pada capaian key performance indicators,” tambah Karo AUPK. Karenanya, butuh arahan dari pimpinan dalam setiap tahapan agar program yang disusun tidak melenceng jauh. Meski dilaksanakan dalam universitas, Karo AUPK berharap Rapim tetap mencapai tujuan awalnya. Yaitu mensosialisasikan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) 2022, mensosialisasikan IKU 2023, perjanjian kerjasama 2023, penetapan strategi akselerasi pencapaian IKU 2023 sekaligus penetapan IKU 2024, dan merancang arah kebijakan 2024. Rapat Pimpinan 2023 diikuti oleh 160 peserta yang terdiri dari jajaran pimpinan di setiap satuan kerja, dari level universitas, lembaga, pusat studi, fakultas, hingga jurusan. Sebagai tindak lanjut dari Rapim 2023 yang dilaksanakan dua hari ini, akan ada rapat kerja di setiap subsaker mulai 20 Maret hingga 5 Mei. Setelah itu, di pertengahan Mei mendatang, hasil dari rapat kerja subsaker tersebut akan dibahas dalam rapat universitas. (nd)
UIN MALANG-Memasuki sesi siang Workshop Peningkatan Grade Jurnal dan Indeksasi Scopus yang dilaksanakan Pusat Publikasi Ilmiah, panitia menghadirkan pakar pengelola jurnal bereputasi internasional dari Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, Siti Mutrofin, M.Kom., Rabu (8/3). Ia didatangkan ke UIN Malang karena kiprahnya yang luar biasa dalam mengelola jurnal ilmiah dari lahir hingga terindeks di Scopus. Pada kesempatan itu, ia menegaskan bahwa pengelola jurnal yang berniat mengajukan indeksasi internasional harus mengubur rasa ragu dan takut. “Pede saja. Jurnal kita bagus, kita tidak asal-asalan mengelolanya,” imbuh Mutrofin. Peraih gelar magister dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya tersebut menambahkan, pengelola jurnal harus berkiblat pada jurnal internasional yang terbaik pada bidangnya. “Kalau berguru jangan nanggung. Langsung ke yang paling bagus. Jadi kalaupun kita gagal, jatuhnya tidak terlalu jauh,” jelas dosen Bidang Ilmu Teknologi Informatika tersebut. Untuk itu, hal yang harus dilakukan ialah melakukan evaluasi diri dengan mencermati setiap elemen publikasi pada jurnal yang dikelola. Termasuk di antaranya, kualitas mitra bestari, editor, etika publikasi, dan prosedur review (peer-review process). Seluruh elemen ini akan berpengaruh pada kualitas artikel ilmiah yang diterbitkan pada jurnal. “Kualitas artikel yang baik tentu akan mendongkrak grade jurnal saat proses akreditasi dan indeksasi,” jelas dosen yang concern di Bidang Data Mining dan Machine Learning tersebut. Hal-hal lain yang harus diperhatikan pengelola jurnal sebelum melakukan proses pengajuan indeksasi Scopus adalah mengecek jurnal yang memiliki cakupan keilmuan serupa. Semakin sedikit saingannya, tentu kesempatan diterima Scopus akan semakin besar. Tak hanya itu, pengelola harus memastikan bahwa nama jurnal yang dipilih tidak sama dengan nama jurnal di kampus lain. “Untuk di wilayah Indonesia, cek nama jurnal di laman resmi BRIN – ISSN. Sedangkan untuk wilayah internasional, cek di ISSN Portal dan laman Scopus,” jelasnya. Workshop Peningkatan Grade Jurnal dan Indeksasi Scopus merupakan program di bawah naungan Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Dr. Umi Sumbulah, M.Ag. sebagai wujud dukungannya terhadap para pegiat jurnal ilmiah di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Nantinya akan ada workshop lanjutan yang memiliki tujuan yang sama, yakni membantu pengelola jurnal untuk berbenah dan menyiapkan jurnalnya untuk proses peningkatan akreditasi. Narasumber yang dihadirkan pihak panitia ialah Prof. Drs. Dafik, M.Sc., Ph.D. (Universitas Jember) dan Siti Mutrofin, M.Kom. (Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya). (nd)
UIN MALANG-Berbagai problem pasti dihadapi pengelola jurnal ilmiah. Biasanya, problem ini merata di semua jurnal, terutama mereka yang rangking akreditasinya kurang tinggi. Bahkan, jurnal dengan akreditasi tinggi pun masih menghadapi problem meski bidangnya berbeda. Salah satu yang menjadi concern pengelola jurnal ialah mendapatkan penulis dengan afiliasi universitas di luar Indonesia. Memiliki penulis internasional memiliki poin yang sangat tinggi dalam proses akreditasi. Maka wajar jika pengelola jurnal dibuat pusing untuk isu satu ini. Dalam Workshop Peningkatan Grade Jurnal dan Indeksasi Scopus di Ruang Pertemuan Gedung Rektorat lt. 3, Prof. Drs. Dafik, M.Sc., Ph.D. berbagi tipsnya saat mengelola jurnal ilmiah di kampus asalnya, Rabu (8/3). Di tips pertama, narasumber dari Universitas Jember itu menyatakan bahwa konferensi tahunan (annual conference) merupakan wadah yang tepat untuk menarik akademisi dari luar kampus. Biasanya, para akademisi ini mencoba peruntungan untuk mencari wadah ilmiah untuk mempresentasikan hasil riset atau pemikirannya. Pada kegiatan konferensi, pengelola jurnal dapat memilah dan memilih berbagai karya ilmiah yang diserahkan penulis yang sesuai dengan focus dan scope jurnal. Permasalahannya adalah, tidak semua konferensi berlabel internasional berhasil. Alih-alih menggaet penulis dari luar negeri, ia malah berubah menjadi konferensi lokal karena peminatnya hanya dari dalam negeri, bahkan dari kampus penyelenggaranya sendiri. “Maka, acara tahunan ini harus dirubah konsepnya menjadi joint conference,” lugas narasumber yang merupakan alumni program magister Bidang Mathematical Computation dari University of Manchester Institute of Science and Technology, Inggris itu. Dengan menggandeng kampus lain, maka penyelenggara akan mendapatkan penulis yang berasal dari berbagai afiliasi kampus. “Jika bisa bekerjasama dengan instansi luar negeri, maka jaminan mendapatkan penulis luar negeri itu ada,” imbuh Prof. Dafik. Apabila acara ini berhasil, maka konferensi dapat dilakukan tahunan dengan menggandeng lebih banyak partner kerja untuk memperluas diversifikasi penyaji materi.
Saat melaksanakan konferensi gabungan tersebut, Prof. Dafik menyarankan tips yang kedua, yakni mencari akademisi dengan bidang studi yang sama untuk melakukan joint research di masa mendatang. Dengan begitu, konferensi tidak hanya berguna untuk mencari penulis afiliasi internasional, namun juga memperluas relasi akademik. Penelitian kolaborasi internasional tak hanya berguna bagi peningkatan kualitas diri dosen, namun juga memberi impact bagi universitas. “Karenanya, pimpinan universitas harus campur tangan dengan membuat aturan yang luwes untuk joint research, sehingga kegiatan ini melembaga dan memotivasi para sivitas akademik untuk melakukannya,” jelas guru besar Bidang Ilmu Combinatorics dan Combinatorial Education tersebut. Kegiatan Workshop Peningkatan Grade Jurnal dan Indeksasi Scopus merupakan program di bawah naungan Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Dr. Umi Sumbulah, M.Ag. sebagai wujud dukungannya terhadap para pegiat jurnal ilmiah di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Nantinya akan ada workshop lanjutan yang memiliki tujuan yang sama, yakni membantu pengelola jurnal untuk berbenah dan menyiapkan jurnalnya untuk proses peningkatan akreditasi. Narasumber yang dihadirkan pihak panitia ialah Prof. Drs. Dafik, M.Sc., Ph.D. (Universitas Jember) dan Siti Mutrofin, M.Kom. (Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya). (nd)
UIN MALANG-Segala upaya dilakukan jajaran pimpinan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang untuk meningkatkan nilai kampus dalam proses akreditasi lembaga. Salah satunya ialah perbaikan dan peningkatan kualitas publikasi ilmiah di bawah naungan kampus, baik itu di tingkat jurusan maupun fakultas. Ini disampaikan Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Dr. Umi Sumbulah, M.Ag. saat membuka Workshop Peningkatan Grade Jurnal dan Indeksasi Scopus di Ruang Pertemuan Gedung Rektorat lt. 3, Rabu (8/3). Kegiatan ini merupakan rangkaian program yang difasilitasi universitas untuk memfasilitasi pengelola jurnal dalam usaha membenahi kualitas jurnal ilmiahnya. Prof. Umi menyatakan, publikasi ilmiah (jurnal) menjadi aset universitas sebagai institusi yang bergerak di bidang pendidikan. Jurnal menjadi wadah para akademisi (dosen dan mahasiswa) untuk mengaplikasikan teori yang merupakan hasil belajar ataupun risetnya. Jurnal juga menjadi wadah diseminasi pemikiran dosen yang juga dituntut sebagai produsen keilmuan. “Maka tidak berlebihan jika saya nyatakan publikasi ilmiah adalah nyawanya universitas,” ia melanjutkan, “Eksistensi jurnal menjadi penentu rangking universitas saat akreditasi di level nasional dan internasional.” Menurut pantauannya, Prof. Umi yakin bahwa seluruh pengelola jurnal di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang sudah solid. Terbukti dengan komunikasi di grup pengelola jurnal yang selalu aktif. Tidak jarang juga antar pengelola jurnal saling membantu mengatasi permasalahan jurnal lain. “Karena kesolidan ini, grade jurnal di level nasional meningkat. Dari yang belum terakreditasi, akhirnya dapat sertifikat akreditasi Sinta. Namun, sayangnya, akreditasi di level internasional masih kurang,” jelas Prof. Umi.
Karena itu, ia menegaskan sekali lagi bahwa pimpinan kampus berlogo Ulul Albab akan mendukung pengelola jurnal. Bantuan sarana dan prasarana yang dapat menunjang peningkatan kualitas dapat diajukan agar disediakan pihak kampus. “Ini adalah komitmen kami agar grade jurnal di kampus meningkat pesat,” paparnya. Kepada para narasumber, Prof. Umi meminta agar memberikan materi yang insightful kepada para pengelola jurnal di UIN Malang. Tak hanya itu, ia meminta agar narasumber juga memotivasi para pengelola untuk lebih rajin menulis dan menelurkan karya ilmiah untuk memperbaiki kualitas sebagai dosen. “Saya harap, tips dan materi yang diberikan pemateri ini menjadi motivasi bagi kita semua untuk meningkatkan kualitas diri,” harap guru besar Bidang Studi Islam tersebut. Workshop ini merupakan program wakil rektor bidang akademik sebagai wujud dukungannya terhadap pengelola jurnal ilmiah. Nantinya akan ada workshop lanjutan yang memiliki tujuan yang sama, yakni membantu pengelola jurnal untuk berbenah dan menyiapkan jurnalnya untuk proses peningkatan akreditasi. Narasumber yang dihadirkan pihak panitia ialah Prof. Drs. Dafik, M.Sc., Ph.D. (Universitas Jember) dan Siti Mutrofin, M.Kom. (Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya). (nd)
UIN MALANG-Prof. Dr. H. M. Zainuddin, MA. menjadi salah satu yang paling berbangga hati pada momen pengukuhan Prof. Dr. Rifa Hidayah, M.Si. sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Psikologi di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Selasa (7/3). Pengukuhan ini menjadi salah satu yang dinanti pihak kampus mengingat Fakultas Psikologi belum memiliki guru besar di jajaran staf pengajarnya. Profesor pertama di fakultas yang menggunakan warna ungu sebagai simbolnya ini. Pada sambutannya pasca orasi ilmiah guru besar, Prof. Zain ingin agar seluruh dosen di Kampus Ulul Albab termotivasi dengan lahirnya guru besar baru ini. “Semoga kita semua terpacu untuk tambah semangat dalam bekerja, mengabdi, dan berkarya di UIN Malang,” ujarnya. Ia menambahkan, menjadi seorang profesor atau guru besar adalah wujud komitmen tertinggi seorang dosen. Jabatan fungsional tertinggi di dunia akademik ini akan mengokohkan dan memvalidasi posisi seorang pendidik. Dengan diraihnya gelar profesor, maka menjadi bukti bahwa seluruh Tri Dharma Perguruan Tinggi (Mengajar, Meneliti, dan Mengabdi) telah dipenuhi oleh dosen. “Sudah saatnya guru besar menjadi produsen ilmu pengetahuan dan juga menjaga moralitasnya sebagai pendidik,” imbuh rektor.
Prof. Zain juga menyinggung konten orasi ilmiah Prof. Rifa yang berjudul "Penguatan Pengasuhan, Iklim Sekolah, dan Kecerdasan Sosial dalam Mendukung Kemandirian Belajar Anak". Hasil studi ini menunjukkan rekomendasi parenting style yang efektif dan aplikatif di zaman global. Mengingat banyak sekali berita atau isu yang bertebaran di media massa maupun sosial yang menyorot tingkah laku anak. Isu degradasi moral anak yang sering disorot ialah perundungan di lingkungan sekolah dan rumah juga kekerasan seksual yang melibatkan anak di bawah umur. Tentunya hal ini rancu di tengah perkembangan teknologi yang pesat. Minimnya pengawasan di rumah dan sekolah menjadikan moralitas anak tidak terbentuk ke arah positif. “Ini bukan cuma tanggung jawab orang tua tapi juga para pendidik, termasuk pakar Ilmu Psikologi,” tegas Prof. Zain di akhir sambutannya. Pengukuhan Prof. Dr. Rifa Hidayah, M.Si. menjadikannya sebagai guru besar ke-41 yang dilantik dan dipunyai UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Wanita asal Kabupaten Ponorogo tersebut, saat ini, menjabat sebagai Dekan Fakultas Psikologi. Kiprah dan sumbangsihnya di ranah pendidikan, penelitian, dan pengabdian mengantarkan Ibu empat anak itu menjadi profesor setelah mengumpulkan 1.094 angka kredit. (nd)