UIN MALANG-Gratifikasi menjadi bahasan trending di berbagai kalangan. Topik bahasan tak hanya berkisar tentang definisi gratifikasi, namun juga bagaimana mengkontrol hal tersebut. Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang mengundang dosen-dosen pengampu Mata Kuliah Kewarganegaraan untuk menghadiri Sosialisasi Pengendalian Gratifikasi Menuju Wilayah Bebas Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di Ruang Sidang Senat, Gedung Rektorat Lt.4, Jumat (7/10).
Kepala UPG, Dr. Khoirul Hidayah, MH. menyatakan, gratifikasi sangat dekat dengan pekerjaan apapun, termasuk di ranah Pendidikan. Ia tidak ingin budaya ini mengakar di tempat kerja dengan tujuan dan alasan apapun. Gratifikasi sangat mempengaruhi integritas kinerja seseorang. "Tentu kita mau bekerja aman dan selamat. Maka dari itu gratifikasi perlu dikendalikan agar bekerja selalu profesional," tutur Bu Irul, sapaan akrabnya.
Meski baru didirikan 1 April silam, UPG menunjukkan keseriusannya dalam mengemban amanah rektor. Khoirul menyatakan, pihaknya bekerjasama dengan SPI (Satuan Pengawas Internal) universitas untuk memaksimalkan kendali gratifikasi.
Ia menambahkan, bentuk keseriusan UPG ada beberapa hal. Pertama, pihak UPG telah membuka "pintu" bagi siapapun yang ingin melaporkan praktik gratifikasi. Pelaporan ini dapat dilakukan secara daring dengan mengisi formulir yang disediakan. Laporan-laporan ini nantinya akan diperiksa kebenarannya dan akan ditindak sesuai hukum yang berlaku.
Tak hanya itu, Khoirul melanjutkan, pimpinan kampus, khususnya rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang akan mengapresiasi siapa saja yang terbukti bersih dari gratifikasi. "Akan disiapkan penghargaan khusus bagi insan-insan seperti itu," paparnya.
Sosialisasi yang dihelat UPG ini diharapkan dapat mendapatkan hasil yang positif. Ia berharap para dosen dapat memberikan informasi terkait gratifikasi ini kepada para mahasiswa agar kasus tersebut nihil ditemukan di Kampus Ulul Albab. Sosialisasi ini dihadiri oleh Achmad Nasution, Analis Kebijakan di Inspektorat Daerah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. (nd)
UIN MALANG-Tak hanya mendapatkan informasi mengenai manajemen jurnal, para pengelola yang hadir di workshop yang dihelat Pusat Publikasi Ilmiah, LP2M di Hotel Lereng Bromo (28/9) juga mendapatkan ilmu mengenai Academic Writing. Bahkan, pemateri yang dihadirkan adalah dosen dari San Diego State University, USA, Prof. Grace Cheng. Ia berbagi pengalamannya dalam menulis artikel ilmiah untuk diterbitkan di jurnal dan buku atau antologi. Namun, bagaimana jika kita belum memiliki topik yang akan ditulis? Prof. Grace menyatakan, tidak perlu terburu-buru menulis jika memang belum ada ide yang pasti. Untuk mendapatkan ide tersebut, ia pun menyarankan agar kita memperbanyak referensi dengan membaca artikel-artikel yang sesuai dengan bidang keilmuan, baik itu yang terbit di jurnal ilmiah maupun antologi. Membuat outline draft adalah salah satu yang wajib dilakukan jika ingin mendapatkan ide menulis. Di tahap ini, kita bisa membuat rangkuman dari artikel yang telah dibaca. Poin-poin apa saja yang kita dapat yang dapat men-trigger ide baru untuk ditulis. Namun pastikan bahwa, "The points need to illuminate how your work contributes to the field," tutur alumni University of Hawaii at Manoa, Honolulu ini. (nd)
UIN MALANG-Workshop Manajemen Pengelolaan Jurnal yang dihelat Pusat Publikasi Ilmiah, LP2M di Hotel Lereng Bromo memasuki hari kedua, Rabu (28/9). Para pengelola jurnal yang hadir di acara ini berkesempatan belajar dari Al Khanif, Ph.D., Editor-in- Chief Journal of Southeast Asian Human Rights. Sesi ini, ia khusus berbagi pengalamannya dalam mengelola JSEAHR selama kurang lebih 6 tahun. Mereview artikel tak hanya menjadi hak jajaran mitra bestari, Editor-in-Chief dan redaktur lainnya juga mempunyai hak dalam menyeleksi naskah-naskah yang masuk. Tahap seleksi ini krusial karena juga berpengaruh pada kredibilitas jurnal. Al Khanif menegaskan, seluruh naskah harus sesuai dengan focus and scope yang ditetapkan tim jurnal. Untuk itu, memilih mitra bestari juga penting. Harus dipastikan bahwa mereka yang dipilih adalah yang ahli dan sesuai bidang jurnal. Tak hanya itu, pastikan bahwa mereka dapat diajak bekerjasama sehingga tidak memperlambat proses terbit jurnal. "Tidak semua ahli yang kita pilih adalah full-time reviewer, mereka punya kerjaan lain. Maka beri waktu yang cukup agar hasil review sesuai," jelas dosen Fakultas Hukum di Universitas Jember ini. Sementara itu, di sesi yang lain, para pengelola jurnal juga mendapatkan informasi mengenai tata cara evaluasi dari Ambassador of Directory of Open Access Journal (DOAJ), Ikhwan Arief. Ia diundang karena salah satu output dari workshop tiga hari ini adalah agar para pengelola dapat menyerahkan jurnalnya untuk terindeks di DOAJ. Beberapa hal mendasar harus dipersiapkan oleh pengelola sebelum mulai registrasi. Penamaan jurnal harus sesuai dengan yang tercantum di ISSN, begitu juga dengan konsistensi nama publisher. (nd)
UIN MALANG-Pusat Publikasi Ilmiah (PPI) di bawah naungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) secara rutin mengadakan kegiatan-kegiatan yang ditujukan khusus untuk membina para pengurus jurnal ilmiah di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Tahun ini, 50 pengelola dari 25 jurnal di kampus diundang untuk mengikuti Workshop Pengelolaan Jurnal di Hotel Lereng Bromo selama tiga hari (27-29/9). Kepala LP2M Prof. Dr. Agus Maimun, M.Pd. menyatakan bahwa di antara sekian banyak manfaat mengelola jurnal, ada nilai promotif kelembagaan. Ia menjelaskan, ketika jurnal-jurnal di suatu kampus meningkat secara kualitas, maka reputasi kampus akan otomatis meningkat pula. Apalagi jika ada jurnal yang bereputasi internasional atau terindeks di lembaga internasional. "Maka akan banyak orang yang akan menargetkan kampus kita untuk mempublikasilan artikel ilmiah mereka," imbuhnya.
Hal ini, masih kata Prof. Agus, akan berefek pada nilai institutif, yakni meningkatkan nilai akreditasi dan ranking UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Untuk mencapai cita-cita besar ini, LP2M mengamanahkan PPI untuk membina para pengurus jurnal di seluruh prodi. Sementara itu, Ketua PPI, Muhammad Anwar Firdausy, M.Ag. menjelaskan, pihaknya akan memberikan sesi khusus bagi jurnal-jurnal yang ingin meningkatkan peringkat SINTA-nya. Selama tiga hari, ia yakin, para pengurus akan mendapatkan bekal yang cukup untuk membenahi kualitas jurnalnya di kategori apapun. Lebih lanjut, Ernaning Setiyowati menjelaskan, pihak panitia turut mengundang pengurus jurnal yang telah mendapatkan peringkat SINTA 2 dan Scopus untuk membantu pengurus jurnal lainnya. Dengan begini, PPI memberi kesempatan bertukar pengalaman dalam manajemen jurnal ilmiah. (nd)
UIN MALANG-Longsor merupakan ancaman bagi setiap masyarakat yang tinggal di dataran tinggi, terutama saat musim hujan. Seperti di Desa Gambiran, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung yang berada di puncak gunung dengan potensi longsor karena banyak sekali tebing yang sudah tidak berpenopang. Selain itu, tekstur tanahnya gembur sehingga mudah sekali mengalami longsor saat hujan. “Apalagi kalau hujan tidak berhenti kurang lebih 3 hari,” ucap Hudi Nur Kholis, Ketua Karang Taruna Desa Gambiran. Menurut data kecamatan, setiap tahunnya terdapat titik-titik longsor yang terjadi di desa tersebut. Oleh sebab itu, saya dan seluruh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Nusantara Persemakmuran Sunan Ampel yang ditempatkan di Kabupaten Tulungagung mengadakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya dan penyebab bencana alam, yakni longsor, sekaligus mensosialisasikan penanggulangannya. Tentu saja ini dirasa penting untuk meminimalisir jumlah korban jiwa dan kerugian materiil. Sosialisasi ini dihadiri oleh Bejo Alrumaji (Kepala Desa Gambiran) Dr. Bani, M.Pd.I (DPL KKN Desa Gambiran), Hudi Nur Kholis (Ketua Karang Taruna Desa Gambiran), serta seluruh peserta KKN dari 16 Rukun Tetangga Desa Gambiran, UNISKA dan UIN SATU Tulungagung Kelompok 2. Penyelenggaraan acara ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah desa dan respon positif dari masyarakat.
Bejo menyatakan, sosialisasi ini dirasa sangat sesuai dengan kondisi masyarakatnya. Mengingat struktur geografis Desa Gambiran yang memang rawan dan kondisi curah hujan yang tinggi sehingga sering terjadi longsor. “Kami berharap acara ini bisa menambah pengetahuan kami tentang bencana dan mempersiapkan diri untuk menghadapinya,” papar Bejo. Kegiatan sosialisasi dibuka oleh Fairus, Kepala Bagian Pencegahan dan Kesiagaan. Pematerinya langsung dari Kepala Seksi Pencegahan di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tulungagung, Siti Nurhasanah. Ia berbagi tips pencegahan longsor serta penanganannya di hadapan masyarakat. Setiap warga diharapkan selalu waspada. Salah satunya ialah dengan menyiapkan satu tas darurat untuk menyimpan barang-barang dan surat-surat berharga. ”Ketika terjadi longsor mendadak, tas itu bisa langsung dibawa dan diamankan dengan mudah,” paparnya. Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa penanggulangan bencana alam merupakan tanggung jawab dan wewenang pemerintah pusat serta daerah. Hal ini sesuai dengan UUD Nomor 24 Tahun 2007. Ada tiga tahapan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Pertama, pra-bencana yang dilakukan dengan sosialisasi dan tanggap darurat. Tahap kedua ialah saat bencana, yakni pertolongan ketika bencana seperti longsor, banjir, dan erupsi terjadi. Tahap terakhir ialah pasca bencana. Di tahap ini ada rehabilitasi dan rekonstruksi. (*/nd)
UIN MALANG-Mengawali tahun akademik baru, Jurusan Fisika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang mengadakan kuliah tamu bersama seluruh mahasiswa seluruh angkatan, Selasa (30/8). Jajaran dosen jurusan tersebut pun hadir dalam acara yang dihelat di Aula Utara Gedung Fakultas Sains dan Teknologi lt. 4 tersebut. Mengikuti tren kekinian yang serba berbasis AI (Artificial Intelligence), pihak jurusan mengundang Guru Besar dari Missouri State University, Amerika Serikat sebagai narasumber utama. Ia adalah Prof. Ridwan Sakidja, ilmuwan asli Indonesia yang berkiprah di Amerika Serikat. Prof. Ridwan mendapatkan anugerah sebagai guru besar di Bidang Fisika Astronomi dan Material Science.
Dalam kuliah tamu yang dilaksanakan luring dan daring melalui Zoom tersebut, Prof. Ridwan menyampaikan materinya “Development of AI-Based Force Fields to Model Advanced Materials”. Ada beberapa hal yang dipaparkan dalam materi alumnus University of Wisconsin-Madison itu. Pertama, AI dalam perkembangannya digunakan untuk memodelkan sifat fisis material maju (advanced materials). Hal ini dimaksud agar dapat digunakan atau diaplikasikan ke hal yang lebih luas. Selanjutnya, Prof. Ridwan menuturkan pengembangan simulasi berdasarkan AIMD (Ab-Initio Molecular Dynamics) pada suhu tinggi dan Density Funcional Theory (DFT). Ia juga menyatakan bahwa latar belakang keilmuan kita tidak lah penting. “Entah dari background Ilmu Kimia, Fisika, atau Biologi sekalipun, yang perlu dicatat ialah semakin besar data science yang bisa kita analisis, maka akan menghasilkan output dengan jangkauan yang lebih besar,” ujarnya. Di akhir sesi, Prof. Ridwan juga berbagi informasi mengenai studi lanjut ke Program Magister dan Doktor di Amerika Serikat. Lebih khususnya lagi, ia menjelaskan beberapa peluang untuk studi dan riset di Missouri State University, tempatnya mengabdi saat ini. (nd)
UIN MALANG-110 Dosen Tetap Bukan-PNS (DTB-PNS) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang berkesempatan belajar langsung kepada empat narasumber yang ahli di bidang Integrasi Keilmuan. Pasalnya, Pusat Studi Islam dan Sains (PSIS) mengundang seluruh dosen tersebut dalam Workshop Peningkatan Kompetensi Dosen Bidang Integrasi Islam dan Sains. Kegiatan berlangsung sehari di Aula Gedung Rektorat lt. 5, Rabu (31/8). Untuk materi pertama, PSIS secara khusus mengundang seorang dosen senior Prof. Rd. Mulyadhi Kartanegara, Ph.D. dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Menempuh masa studi S2 dan S3 di University of Chicago, Amerika, ia mendapatkan gelar akademik guru besarnya di Bidang Filsafat Islam. Dengan judul “6 Reasons Why The Integration of Knowledge is Epistemologically Necessary”, ia membedah karya besarnya Epistemologi Islam.
Selanjutnya, Prof. Dr. Asep Saifuddin Chalim, MA. hadir untuk menutup sesi pagi. Pemangku MBI (Madrasah Bertaraf Internasional) Amanatul Ummah, Pacet, Mojokerto itu berbagi manajemen ilmu yang ia terapkan di pondok pesantrennya yang tak hanya mengajarkan keagamaan, namun juga ilmu umum untuk bekal para santri di persaingan global.
Mengawali sesi siang workshop, PSIS menghadirkan Dr. Piet Hizbullah Khaidir, MA. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu al-Quran dan Sains al-Ishlah (STIQSI), Paciran, Lamongan ini dipandang mumpuni dalam bidang filsafat agama. Materinya yang berjudul “Al-Quran Sebagai Pengetahuan Integratif: Implementasi Integrasi Islam dan Sains di Perguruan Tinggi” juga mengupas filsafat keilmuan dari perspektif Barat dan Islam yang notabene bersumber dari al-Quran.
Tak melulu mengundang pakar dari luar universitas, PSIS juga menggandeng dosen UIN Malang, Dr. Achmad Khudori Soleh, M.Ag. Wakil Dekan di Fakultas Psikologi ini memang menekuni bidang Filsafat Islam. Sebagian besar karyanya adalah tentang Pemikiran Islam baik klasik maupun kontemporer. Materinya yang berjudul “Implementasi Integrasi Islam dan Sains dalam Pembelajaran” menjadi penutup workshop sehari bagi DTB-PNS tersebut. (nd)
UIN MALANG-Sebagai kampus yang menggaungkan integrasi keilmuan, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang ingin agar seluruh elemen memahami filosofi integrasi tersebut. Di bawah arahan LP2M, Pusat Studi Islam dan Sains rutin mengadakan pembinaan integrasi keilmuan yang khusus ditujukan untuk para dosen di UIN Malang. Setelah sukses mengadakan pembinaan di akhir 2021, kali ini PSIS kembali menghelat Workshop Peningkatan Kompetensi Dosen Bidang Integrasi Islam dan Sains di Aula Gedung Rektorat lt.5, Rabu (31/8). Ketika membuka acara, Kepala LP2M UIN Malang Prof. Dr. Agus Maimun, M.Pd. menyatakan bahwa workshop ini adalah bagian dari ritual di kampus. Artinya, setiap dosen akan mengikuti acara serupa karena sudah menjadi bagian UIN Malang yang mengintegrasikan ilmu umum dan agama. Mengikuti workshop ini, lanjutnya, akan membantu para dosen saat mengajarkan kelimuannya kepada mahasiswa. Sehingga tak hanya mendapatkan ilmu sesuai bidang yang diminati, mahasiswa juga mendapatkan input ilmu agama yang masih berhubungan. "Meski kedua ilmu ini tidak selalu beriringan, tapi setidaknya ada ilmu agama yang bisa dijadikan rujukan di keilmuan lain," imbuh Prof. Agus. Sementara itu, Ketua Pusat Studi Islam dan Sains Dr. Begum Fauziyah, M.Farm. menjelaskan bahwa workshop akan berjalan selama dua hari. "Hari pertama, para dosen akan mendapatkan materi dari para ahli di Bidang Integrasi Ilmu. Selanjutnya, para dosen akan mendapatkan penugasan," tutur Begum. Penugasan dapat berupa artikel ilmiah yang dikompilasi menjadi sebuah buku dengan tema serupa. Di awal sambutannya, Begum juga melaporkan bahwa peserta untuk workshop kali ini terdiri dari 110 dosen di seluruh fakultas di UIN Malang. (nd)
UIN MALANG-Mahasiswa baru tahun akademik 2022/2023 mengikuti Pembukaan Program Khusus Perkuliahan Bahasa Arab (PKPBA) dan Sosialisasi Tes Bahasa Arab, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia (TOAFL, TOEFL, dan TKBI), Senin (29/8). Membuka acara, Direktur Pusat Pengembangan Bahasa (PPB) Prof. Dr. M. Abdul Hamid, MA. menegaskan bahwa PKPBA dan PKPBI adalah mata kuliah wajib bagi seluruh mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Kedua program ini, disamping kewajiban tinggal di Pusat Ma'had al-Jamiah, akan membuat lulusan kampus ini menjadi "sarjana plus-plus,". Prof. Hamid menjelaskan, banyak sekali keunggulan berkuliah di UIN Malang. Tak hanya mempelajari bidang yang diminati, mahasiswa juga berkesempatan merasakan menjadi santri di ma'had kampus. Di dalamnya, mahasiswa akan dibekali Ilmu Quran dan ilmu-ilmu keagamaan lain seperti Fikih dan Akidah. "Mahasiswa Jurusan Farmasi, tidak hanya jadi Sarjana Farmasi sesuai bidang keilmuannya tapi juga bisa berbahasa Arab dan Inggris dan mumpuni di bidang Agama Islam juga," imbuh Bapak yang baru dikukuhkan menjadi profesor Juli lalu itu.
Atmosfer pembelajaran yang diusung PPB, lanjut Prof. Hamid, adalah 3M, yakni Memudahkan, Menyenangkan, dan Membisakan. Ia ingin agar suasana belajar-mengajar di PKPBA dan PKPBI mengaplikasikan 3M ini. Alhasil, tidak akan ada yang merasa tertekan saat mempelajari empat kemampuan bahasa asing (reading, writing, listening, dan speaking). "Sampaikan ke saya kalau ada kelas atau dosen yang tidak menyenangkan. Saya pastikan semua tersenyum saat belajar," tegas Prof. Hamid.(nd)